Indah, Exotic, Smart ... itulah pesona Burung Paruh Bengkok menurut imajinasi pribadi saya , mulai mendalami hobi burung bengkok sejak bulan Juni 2017 dengan koleksi pertama adalah jenis Kakaktua Jambul Kuning Medium ( lepas /kabur & ilegal ) setelah itu berlanjut ke burung pabeng Import seperti: Sun cornure (Faith & Hope), African Grey (Dream), Indian Ringnet (Beauty & Sun rise ) dan Falk Cockatiel ( Trust & Joy ) dan semoga bisa bertambah terus koleksi beberapa pabeng lain nya.
Beberapa hal yang mau saya sharing kan ke hobi dalam hal pemeliharaan burung pabeng, dari jenisnya, perawatan, penyakit, dll, semoga bermanfaat bagi kita semua
Pertama kali saya memelihara jenis pabeng adalah Kakaktua Jambul Kuning ukuran medium, Kakatua-medium jambul-kuning atau dalam nama ilmiahnya Cacatua sulphurea adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 35 cm, dari marga Cacatua. Burung ini hampir semua bulunya berwarna putih. Di kepalanya terdapat jambul berwarna kuning yang dapat ditegakkan. Kakatua-medium jambul-kuning berparuh hitam, kulit di sekitar matanya berwarna kebiruan dan kakinya berwarna abu-abu. Bulu-bulu terbang dan ekornya juga berwarna kuning. Burung betina serupa dengan burung jantan.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, serta daerah dan populasi di mana burung ini ditemukan sangat terbatas, kakatua-medium jambul-kuning dievaluasikan sebagai kritis di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix
Kakaktua Jambul Kuning Medium - Liar
Saya tidak terlalu puas dengan memelihara burung Kakaktua Jamkun liar, selain susah pemeliharaan dan juga masuk sebagai burung pabeng lokal yang dilindungi - IUCN Red List.
Seandainya anda berminat memelihara jenis ini lebih baik dipelihara sejak masih baby / lolohan dengan surat dokumen lengkap dari BKSDA.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam, sering disingkat sebagai Balai KSDA atau BKSDA, adalah unit pelaksana teknis setingkat eselon III (atau eselon II untuk balai besar) di bawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Instansi ini di antaranya bertugas untuk mengelola kawasan-kawasan konservasi, khususnya hutan-hutan suaka alam (suaka margasatwa, cagar alam) dan taman wisata alam. Selain itu Balai KSDA juga bertanggung jawab mengawasi dan memantau peredaran tumbuhan dan satwa yang dilindungi di wilayahnya; termasuk pula memantau upaya-upaya penangkaran dan pemeliharaan tumbuhan dan satwa dilindungi oleh perorangan, perusahaan dan lembaga-lembaga konservasi terkait.
Menjinakan burung paruh bengkok yang masih liar bisa dilakukan melalui beragam cara. Meski demikian, terkadang hasilnya tak sesuai dengan harapan. Keluhan yang paling sering muncul adalah proses penjinakan memakan waktu terlalu lama...ya...memakan waktu sangat lama...burung stress...pemilik juga stress akibatnya tidak bisa menikmati exotic nya burung ini.
Beberapa kasus yang sering terjadi bagi pecinta burung pabeng khusus nya yang baru main adalah :
(1) Burung lepas / kabur akibat kelengahan sendiri : lupa tutup pintu kandang, dll
(2) Kesalahan dalam meloloh yang mengakibatkan kematian (makanan masuk ke dalam saluran pernafasan)
(3) Selang loloh yang lepas dan masuk ke dalam tenggorokan / tembolok burung (harus segera dibawa ke dokter hewan dan dioperasi).
Proses perawatan nya susah karena liar / galak dan gampang stress karena lingkungan baru, beda dengan lingkungan aslinya...saran saya "jangan memelihara burung pabeng liar" ..... buang waktu dan uang anda, kecuali untuk diternakin.
Masalah utama burung pabeng adalah : Gampang rontok bulu
Gampang rontok bulu, penyebabnya antara lain:
(1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi sehingga membuka pori-pori kulit;
(2) Bulu belum kuat sudah banyak aktivitas;
(3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral.
Setelah mengalami proses pemeliharaan dari burung pabeng liar ke burung pabeng jinak /lolohan, ternyata sangat menyenangkan memelihara burung pabeng jinak apalagi burung tersebut yang dipelihara dari kecil /lolohan.
Burung sangat nurut dan jinak, asupan nutrisi vitamin bisa kita berikan dalam spet /alat loloh.
Salah satu keunikan memelihara burung paruh bengkok adalah bisa dilatih, untuk melatih burung agar pandai terbang bebas, memang bukan pekerjaan yang mudah. Diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam melatih burung sejak dini, supaya benar-benar jinak atau memiliki ikatan dengan pemiliknya. Ada beberapa tahap dalam melatih burung, mulai dari :
- Melatih jump to me (JTM) alias melompat kepada pemilik,
- Fly to me (FTM),
- Jump down (lompat ke bawah),
- Jump up (lompat ke atas),
- Boomerang (terbang kembali ).
- Free Flight (FF), terbang di alam terbuka dan kembali saat dipanggil, tidak semua burung dapat dilatih Free Flight outdoor, karena ada beberapa faktor seperti, bentuk paruh / body yang kecil - gampang terhempas angin, dan kaki yang tidak kuat bertengger kecuali Free Flight indoor - di dalam ruangan.
Awal nya latihan tersebut dilakukan di dalam ruangan, setelah benar-benar memiliki ikatan baru kemudian dilatih di luar ruangan di tempat yang luas.
Untuk melatih burung juga dibutuhkan alat bantu seperti peluit yang gunanya untuk memanggil, glove atau sarung tangan sebagai penanda burung, karena burung juga mengenali warna. Meski sudah dilatih cukup baik, tidak menutup kemungkinan burung akan hilang atau escape / kabur . Beberapa kali kehilangan burung sudah hal yang wajar. Oleh karena itu yang terpenting adalah ikatan antara pemilik dan si burung. Kalau ikatannya sudah sangat baik, kemanapun burung terbang pasti akan kembali.
Saya sendiri mengalami kasus escape seekor Sun Cornure bernama Faith, pagi hari saat memberikan makan, lupa tutup pintu kandang, escape jam 9 pagi dan balik ke rumah jam 2 siang, bertengger diatas pohon depan rumah sambil berteriak, cukup dengan memanggil namanya "Faith" dan kembali bertengger ke tanganku.
Informasi Perawatan dan Penangkaran burung paruh bengkok :
Sumber: Perawatan dan Penangkaran Burung Paruh Bengkok yang Dilindungi, karya Widyabrata Prahara, penerbit Penebar Swadaya.
Burung paruh bengkok secara ilmiah dikelompokkan ke dalam bangsa (ordo) Psittaciformes dan hanya memiliki suku (famili) tunggal, yaitu Psittacidae yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Parrot. Suku ini dibagi 3 anak suku berdasarkan morfologi dan kebiasaan makannya, yakni burang Kakatua (Cacatuiinae), Nuri (Loriinae), dan Betet (Psittaciinae). Di seluruh dunia tercatat ada 328 jenis burung paruh bengkok, sementara di Indonesia sendiri terdapat 76 jenis (23,17%) dan 14 jenis (18,42%) di antaranya merupakan burung yang dilindungi.
A. Klasifikasi
Menurut Gruson (1976) klasifikasi burung paruh bengkok adalah sebagai berikut.
* Filum: Chordata
* Anak filum: Vertebrata
* Kelas: Aves
* Bangsa: Psittaciformes
* Suku: Psittacidae
* Anak suku: – Cacatudinae
Marga:
– Cacatua
– Probosciger
* Jenis:
– Cacatua galerita
– Cacatua sulphurea
– Cacatua moluccensis
– Cacatua alba
– Cacatua goffini
– Probosciger aterrimus
* Anak suku: Loriinae
* Marga:
– Lorius
– Trichoglossus
– Eos
– Psittrichas
* Jenis:
– Lorius lory
– L. domicellus
– Trichoglossus ornatus
– Eos histrio
– Psittrichas fulgidus
* Anak suku: Psittaiinae
* Marga:
– Eclectus
– Tanygnathus
– Loriculus
* Jenis:
– Edectus roratus
– Tanygnathus sumatranus
– Loriculus exilis
– L. catamene
Anggota burung paruh bengkok banyak digemari orang karena mempunyai berbagai keistimewaan, seperti mudah dijinakkan dan akrab dengan manusia, mampu menirukan suara, mempunyai bulu yang indah, mengundang kelucuan, serta relatif mudah untuk berbiak.
Dengan keistimewaannya tersebut menjadikan masyarakat sangat tertarik untuk memelihara dan merawatnya. Oleh karenanya, berbagai seluk-beluk burung ini, seperti morfologi, penangkaran, pakan, serta kesehatannya layak untuk diketahui dan dipahami.
Disebut burung paruh bengkok karena memang bentuk paruhnya bengkok. Berbeda dengan paruh burung pemangsa, seperti elang, rajawali, dan burung hantu yang bersifat perobek, burang paruh bengkok mempunyai paruh yang bersifat masif (padat dan kompak). Paruh bagian atas dan bagian bawah berbentuk bengkok menyerupai alat catut.
Dengan bentuk demikian, paruh ini bersifat penghancur (pemecah) biji-bijian besar dan kecil yang keras sekali pun.
Burung paruh bengkok ini dapat dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan bentuk lidah, cara makan, keberadaan bulu di kepala (jambul) yang dapat ditegakkan (ereksi), serta warna bulunya.
Kelompok tersebut adalah Kakatua, Nuri, dan Betet.
A. Kelompok Kakatua
Ciri khas dari burang kelompok kakatua adalah adanya bulu jambul yang dapat ditegakkan. Ciri lainnya terdapat pada bentuk lidah dan cara makannya. Lidah kakatua berbentuk kubus yang permukaannya halus. Pakannya berupa biji-bijian dengan kulit yang keras maupun lunak.
Cara makannya dengan memecahkan kulit biji tersebut menggunakan paruhnya yang kuat kemudian mengambil isinya dengan bantuan lidahnya. Kakatua dikenal mempunyai struktur dan bentuk paruh yang paling kuat dan kokoh di antara kelompok paruh bengkok. Warna bulu tubuhnya hanya putih, merah muda, dan hitam.
Daerah asal kakatua terbatas di daerah Indonesia Timur, yaitu Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Papua Nugini, Kepulauan Pasifik, dan Australia juga termasuk daerah asal kelompok burung ini.
B. Kelompok Nuri
Ciri khas burang nuri adalah bentuk lidah dan cara makannya. Lidah nuri mempunyai permukaan yang mirip dengan sikat. Dengan bentuk permukaan yang demikian maka cara makannya adalah dengan menjilat. Jenis pakannya berupa buah-buahan, madu, dan tepung sari bunga (nektar). Warna bulu pada nuri sangat beraneka ragam. Penyebarannya terdapat di daerah Indonesia bagian Timur, Papua Nugini, Kepulauan Pasifik, dan Australia.
C. Kelompok Betet
Betet mempunyai bentuk lidah dan cara makan yang serupa dengan kakatua. Bentuk dan struktur lidah betet tidak sekuat dan sekokoh lidah kakatua, tetapi lebih kuat dibanding nuri. Selain itu, yang membedakan kelompok betet dengan kakatua adalah tidak adanya bulu jambul yang dapat ditegakkan di kepalanya.
Warna bulunya tidak sekaya nuri, tetapi umumnya terbatas pada warna hijau dan merah saja. Penyebaran anak kelompok betet ini adalah yang terluas di antara bangsa paruh bengkok.
Anggota kelompok ini dapat dijumpai di Afrika, Asia, Amerika Selatan, Australia, dan sekitar Kepulauan Pasifik. Beberapa jenis burung anggota kelompok betet di antaranya nuri bayan, betet-kelapa punggung-biru, serindit paruh-merah, dan serindit sangihe.
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar